sanggauberbudaya.id – Gawai Adat Dayak Nosu Minu Podi adalah puncak dari seluruh rangkaian Nosu Minu Podi di Kabupaten Sanggau yang diselenggarakan oleh Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sanggau.
Nosu Minu Podi ini merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat adat Dayak kepada Sang Penompa (Tuhan) atas panen padi yang telah diberikan. Pada zaman dahulu orang orang bertani dengan membuat ladang, mereka membuat ladang dengan cara berpindah pindah, ladang tersebut ditanami padi, selain menanam padi mereka juga menanam tanaman pendamping seperti jagung, sayur sayuran dan juga ubi kayu.
Setelah cukup umur, padi pun mulai berbunga dan berbuah, bulir padi mulai menguning lalu masak, padi yang masak mulai dipanen oleh para petani. Namun ketika panen masih ada juga tangkai padi yang buahnya belum masak benar lalu dibiarkan dulu sampai buahnya sudah masak.
Tangkai atau buah padi yang belum masak itu disebut ”MPURAE” Padi yang telah dipanen itu dibawa pulang dan disimpan di lumbung (JUROANG). Lumbung itu khusus tempat menyimpan padi. Kemudian setelah dianggap MPURAE itu sudah masak, petani pun pergi untuk memanennya kembali.
Gawai Adat Dayak Nosu Minu Podi ini sudah dilaksanakan secara rutin tahunan setiap tanggal 7 sampai 9 Juli di Rumah Betang Raya Dori’ Mpulor, Desa Sungai Mawang Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau. Tahun 2024 ini merupakan pelaksanaan Gawai Adat Dayak Nosu Minu Podi yang ke 20.
Berbagai kegiatan yang digelar pada event ini selama tiga hari diantaranya sejumlah perlombaan Tari Kreasi, pemilihan Domamakng Domia, pemilihan Abang Ayong, permainan tradisonal Pangkak Gasing, lomba menyumpit, lomba memahat, lomba menumbuk padi, lomba menampik beras hingga Beraupm yang diikuti 15 DAD se-Kabupaten Sanggau.
Hal lain yang membuat minat pengunjung untuk berbondong-bondong menghadiri event ini diantaranya ada pameran asesoris, stand-stand kuliner, serta hiburan rakyat yang menampilkan lagu-lagu berbahasa Dayak Kabupaten Sanggau, tari-tarian, penampilan alat musik sape’ dan hiburan lainnya.